Oleh Mujtahid *
SEIRING dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), portofolio merupakan lembar informasi hasil pembelajaran yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari agenda KTSP tersebut. Portofolio merupakan sebuah proses rekapitulasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran secara detail peserta didik. Selain sebagai evidensi (dokumen) hasil proses belajar mengajar, portofolio juga menjadi sumber penting untuk menentukan kebijakan guru dan sekolah.
Menurut Surapranata dan Hatta, Penulis buku “Penilaian Portofolio” (2004), menyatakan bahwa portofolio dirancang untuk mengetahui kemajuan peserta didik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio berguna untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan peserta didik dan sekaligus seberapa jauh kurikulum dapat berjalan secara maksimal. Jadi antara implementasi kurikulum dengan hasil serap peserta didik setidaknya dapat diketahui dengan menggunakan portofolio.
Dalam proses pembelajaran, terdapat tiga hal yang saling berkesinambungan, yaitu materi (kurikulum), metode (cara, pendekatan) dan evaluasi (penilaian, pengukuran). Ketiga hal itu saling terkait satu sama lain dan sulit dipisahkan. Seperti yang terungkap dalam buku ini, bahwa penilaian merupakan tugas yang membutuhkan pencermatan, keobyektifan dan secara terus menerus. Penilaian bukanlah hasil rekaan, imajinatif atau catatan kosong, tetapi penilaian adalah suatu cacatan realitas yang penuh arti dan makna, baik bagi penilai maupun yang dinilai ataupun pengguna nilai. Sehingga penilaian itu harus menunjukkan kategorisasi yang lengkap dan utuh, dan hal itu terumuskan secara sistematis dalam bentuk portofolio.
Seperti yang terjadi pada perkembangan dekade terakhir, bahwa penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan baru yang menjadi paket dari implementasi KTSP. Konsep ini, belajar dari keberhasilan pendidikan di negara-negara maju, bahwa portofolio digunakan sebagai bahan untuk standarisasi. Selama ini, standar capaian mutu pendidikan masih bersifat tradisional yakni menggunakan penilaian yang bersifat paket dari materi atau untuk mengejar materi habis. Dengan penilaian portofolio, interaksi edukatif akan terkontrol secara menyeluruh, karena penilaian ini berjalan mulai dari awal hingga akhir kontrak studi belajar.
Implementasi penilaian portofolio ini akan memudahkan guru melihat perkembangan peserta didik sampai batas-batas tertentu. Melalui penilaian portofolio, peserta didik juga bisa mengetahui tentang aspek-aspek apa saja yang mereka sudah kerjakan selama waktu belajar. Segala kelemahan dan keunggulannya mereka dapat mengakses melalui lembar portofolio. Selain itu, portofolio juga memungkinkan peserta didik dapat menunjukkan kelebihan yang mereka miliki dalam kelas-kelas yang heterogen.
Lebih dari itu, penilaian portofolio membantu guru dalam melakukan penempatan kelas peserta didik agar proses belajar mereka lebih dinamis dan kreatif, serta mendorong perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Tugas ini memacu guru untuk bertanggungjwab (akuntabilitas) terhadap konstituen (peserta didik) orang tua, dan masyarakat. Dengan adanya portofolio, akses peserta didik, orangtua, dan masyarakat dapat mengetahuinya secara transparan dan obyektif dari hasil belajar.
Satu hal lagi yang menjadi penekanan pada penerapan KBK adalah penilaian berbasis kelas. Konsep tersebut merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yakni standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar. Dari hasil penilaian tersebut, akan bermanfaat bagi peserta didik sendiri, orangtua, dan bagi masyarakat.
Sebagai upaya pembaruan proses kegiatan pembelajaran, penilaian berbasis kelas ataupun penilaian portofolio memberikan kerangka dasar yang lebih maju ketimbang sebelumnya. Upaya ini akan secara terus menerus menggali kompetensi peserta didik agar mereka dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. Sehingga prinsip penilaian berbasis kelas atau juga portofolio berangkat dari kerangka motivasi, validitas, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna dan menyeluruh. Dari prinsip tersebut, tugas dan tanggung jawab guru di sekolah akan semakin jelas dan dapat dibedakan dengan profesi lain.
*)Mujtahid, Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
Sabtu, 03 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar