Minggu, 15 Juni 2014

Mengemas Dakwah sebagai Edukasi Sosial


Judul Buku   : Kajian Dakwah Multiperspektif

Penulis         : Asep Muhyiddin, dkk

Penerbit       : Rosdakarya, Bandung

Cetakan       : I (Pertama),  2014

Tebal           : 336 halaman

Peresensi      : Mujtahid *


DAKWAH adalah seruan atau ajakan yang dilaksanakan para penda’i untuk mengajak dan ”mengilhami” semua orang agar mereka senantiasa berbuat baik. Umumnya, pandangan tentang dakwah, masih dimaknai sebatas kegiatan keagamaan (memuaskan dimensi spiritualitas), pengajian (syukuran, peringatan hari besar Islam), dan siraman rohani yang hanya bermuara dakwah bil lisan (ceramah) melalui mimbar, takshow, atau orasi bebas.  


Padahal, dakwah era kontemporer saat ini tidak cukup hanya dengan lisan (ceramah), melainkan harus dengan aksi nyata (bil hal) dan media tulisan (bil kalam). Model dakwah yang menyentuh dan berdampak positif akan membuat masyarakat lebih merasakan langsung ketimbang dengan ceramah melalui mimbar-mimbar, walaupun hal itu penting.


Dakwah merupakan jalan penerang kehidupan manusia. Para nabi dan rasul diutus untuk menjadi penerang (tanwir) yang mengajak umatnya untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan (fastabiqul khairat). Secara historis, kesuksesan dakwah para nabi/rasul adalah karena pilihan format dan tindakan dakwahnya yang sangat menyentuh dan adaptif terhadap kebutuhan umatnya. Dakwah para nabi/rasul tidak mengambil jalan konfrontatif, apalagi menggunakan cara-cara anarkhis. Strategi dakwah profetik (kenabian) selalu mengedepankan nilai-nilai ”keadaban” dan ”kemanusian” yang agung dan mulia.


Misi besar Islam yang diterjemahkan para nabi, rasul serta para penda’i adalah membuat tatanan masyarakat menjadi cerdas, unggul dan maju. Dakwah sebagai tugas mulia, memiliki makna penting yang luarbiasa dalam membangun alam kesadaran intelektual dan perilaku sosial umat manusia yang etis dan luhur.

Merespon cita-cita mendasar seperti hal di atas, Asep Muhyiddin, dkk melalui buku ini, menghadirkan konstruksi teoritis dan praktis mengemas model dakwah yang solutif. Para pegiat dakwah akan melihat fenomena sosial, membaca realitas masyarakat serta mengaitkan isu-isu global dengan nilai-nilai Islam. Selain berlandaskan teoritis dan praktis, karya ini juga menyuguhkan kajian akademik bersumber pada riset-riset ilmiah tentang problem-problem kajian dakwah.


Misi Dakwah: Edukasi Sosial

Dakwah dapat dimaknai sebagai proses edukasi (pembelajaran) oleh pendidik (nabi/rasul, guru, mursyid) kepada semua orang.  Dakwah merupakan wahana untuk mencerdaskan pikiran (otak), menumbuhkan-suburkan spiritual (jiwa/hati), serta membekali ketrampilan (skill) kepada umat. Peran nyata yang diakibatkan oleh kegiatan dakwah, yaitu melakukan misi edukasi sosial yang terus menerus sepanjang zaman.


Dakwah  era kontemporer sekarang ini membutuhkan metode yang tepat sasaran dan efektif. Mengatasi hal itu, kita perlu mengemas strategi dakwah dengan pendekatan multidimensional, yakni melalui cara-cara adaptif-efektif yang relevan dengan kondisi dan situasi masyarakat. Strategi dakwah yang melintas batas bidang kehidupan, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, keagamaan, politik, pendidikan, pertanian, kelautan, kesehatan  dan seterusnya. Dakwah bil hal akan semakin manjur dan efektif dalam membangun akselerasi tatanan kehidupan sosial lebih baik.


Dakwah era kontemporer dapat dilakukan dengan bentuk pendidikan dan latihan (diklat) yang hasilnya lebih kontributif dan nyata (riil). Selain dakwah yang sifatnya monolog (ceramah), kiranya perlu dipikirkan terobosan baru dengan aksi dan kreasi yang kompatibel dengan persoalan umat. Dakwah adalah solusi mengentaskan persoalan (problem solving) umat, dan bukan malah menambah beban umat. Dakwah menjadikan umat ”teredukasi” (tercerahkan, terpelajar) yang dampaknya mereka mampu mengatasi problematika masing-masing.

Upaya hal tersebut memerlukan peran dakwah secara kolektif, yaitu melalui organisasi masyarakat (ormas), terutama Ormas Islam (Muhammadiyah, Al-Irsyad, Nahdlatul Ulama, Persis, Hidayatullah, dll) sebagai pilihan utama untuk mencerdaskan dan membangun kualitas masyarakat terpelajar. Gerakan dakwah perlu diubah dari bersifat monolog (seremonial), menuju aksi (tindakan) nyata, misalnya memperbesar porsi dakwah dibidang pendidikan, kesehatan, pertanian dan kelautan melalui pembinaan budidaya tanaman dan perikanan, ekonomi melalui pelatihan usaha kecil dan menengah (UKM), serta bentuk-bentuk usaha kreatif lainnya.


Dakwah masa depan diangankan menjadi kebutuhan edukatif umat dan sebagai jalan solusi problem sosial keagamaan. Sebagai rujukan para juru dakwah, sumber bacaan seperti ini diharapkan menjadi inspirasi dan bekal praktis untuk merespons isu-isu strategis dakwah yang relevan dengan perkembangan zaman.


Gagasan para akademisi ini meneguhkan semangat akademik untuk terus mematangkan dan mengembangkan konstruksi ilmu dakwah, baik secara metodologis maupun ketegasan batasan dan wilayah kajiannya, termasuk menggambarkan ragam problem dan tantangan yang dihadapinya. Selamat Membaca!


*) Mujtahid, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang